Jumat, Desember 03, 2010

the result

Minggu-minggu ini rasanya hanya harus diisi dengan melatih mental, kenapa mental, the result of mid-exam on my face..

Sebenernya , sejak beberapa kuartal ini *meniru gaya ekonom, aku mulai abai pada yang namanya nilai ujian, tapi kondisi disekelilingku bener-bener tak ikut mendukung kebijakan gerilya ini. Aku memang secara sembunyi-sembunyi mengatakan 'hey, its not really work in your daily heal' *lho..

Tapi it does'nt mean I did'nt have effort to get my understanding,,for sure..

And darahku mendidih demi melihat seorang dosen bersabda "I can measures your understanding from your number",,oooooowww..what the .... Bukan untuk aku, untuk temanku yang pemahamannya begitu luas, dengan nilai yang hampir sama denganku, duh, wahai temanku, maafkan alam yang telah menyamakan nilai kita, padahal aku tau jauh diubun-ubunmu ada pengetahuan nan-luas terbentang. Yah ini alam, seperti teori om Darwin tentang teori survival for the fittest *walah, emang nyambung???, nyambung sajah, coba renungkan tentang bagaimana dia menilai bahwa makhluk yang lemah bakal cepet koit dimasa lalu dimakan keganasan alam, padahal bisa jadi otaknya cemerlang, but fisikly dia lost..argh,,ko jadi ga nyambung ghinie..

Balik lagi ke masalah mental, iyya, meski otak dan hati ini sudah ter-set bahwa nilai bukan yang menentukan hidup yang bakal aku jalani, tapi mental nilai itu tak tak pernah surut dari kehidupan orang-orang disekeliling aku, they say, 'ahh,,yang penting dapet nilai x, amaan', lho kenapa jadi begitu membatasi dengan nilai yang hanya se-x, kenapa bukan nilai sempurna, perfect value is a good thing for our satisfaction right. Jadi sebenernya apa yang difikirkan?

Well, aku jadi ikut terpengaruh untuk merasa cemas, cemas membayangkan komentar apa lagi yang akan aku dengar, dan lalu dari sisi apa lagi aku harus tergugah untuk miris.

2 komentar:

  1. setujuu,,
    ada analisis kuantitif, ada analisa kualitatif..

    ga semua hal bisa di ukur dengan angka,,
    sebals sekali dengan bahwa kualitas yang baik
    identik dengan nilai sebuah angka

    tapi hampir segalanya di dunia ini emang di atur dengan angka, mau bilang apa??

    jalani saja lah prosesnya, time will proof..
    harusnya keduanya ada untuk melengkapi.
    bukan untuk perbandingan..
    keep posting sham,, i love ur writing...

    BalasHapus
  2. -tapi hampir segalanya di dunia ini emang di atur dengan angka, mau bilang apa??-

    tapi anehnya banyak yang hanya berusaha untuk dapet nilai 85 aja, yg penting A, padahal kalo emang bener2 berusaha, kenapa ngga maksimalkan 100..
    terlihat bahwa perjuangan itu hanya untuk A, bukan untuk mengejar maksimalisasi usaha..

    ihihi,,ka anis txs for visiting 'n comment,,
    love your comment,,

    BalasHapus